Direktorat Jenderal PDSPKP (Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan) KKP Artati (foto: Instagram/@artati_widiarti).

INDONESIADAILY.ID – Direktorat Jenderal PDSPKP (Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan) KKP Artati Widiarti mengajak investor dari berbagai kalangan untuk dapat membuka tambak udang di Pasuruan.

Menurut dia, hal itu merupakan salah satu upaya KKP dalam mempercepat peningkatan produksi dan ekspor udang sebesar 250 persen pada tahun 2024, mengingat semakin besarnya peluang untuk memasok komoditas tersebut ke pasar global.

“Kami bekerja sama dengan Pemkab Pasuruan menggelar Promosi Investasi dengan tema Pacu Minat Investasi pada Usaha Budidaya Udang Vanamei dan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan menuju Korporasi Usaha, di Pasuruan awal pekan ini,” kata Artati Widiarti di Jakarta, Kamis (10/6/21).

Dengan mendorong investasi swasta baik melalui pengembangan tambak secara intensifikasi dan ekstensifikasi, maupun dengan membangun industri pengolahan udang, makan dinilai ke depannya bakal mampu menciptakan nilai tambah.

Apalagi, KKP telah mengingatkan bahwa ada pasar udang dunia yang kisaran nilainya sekitar 24 miliar dolar AS per tahun yang merupakan jumlah yang sangat besar untuk dapat diubah menjadi peluang.

Artati menuturkan, udang vaname adalah termasuk jenis udang unggulan yang akan dijadikan prioritas dalam mencapai target produksi udang nasional, terlebih komoditas ini sangat potensial dikembangkan untuk membangkitkan perekonomian.

Investasi pada udang vaname, lanjutnya, semakin mudah dengan tersedianya teknologi budi daya, dukungan infrastruktur dasar maupun pendukung, akses dan peluang pasar yang terbuka, keberpihakan regulasi serta adanya kemudahan akses pembiayaan yang lebih terjamin.

Menurut dia, usaha budi daya udang dapat dilakukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia, serta merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi dan mudah dipasarkan. Hal ini tercermin dari nilai ekspor komoditas perikanan tertinggi adalah udang.

“Produksi udang budi daya pada tahun 2019 mencapai 517.397 ton, dengan total nilai ekspor komoditas udang sebesar 1,72 miliar dolar AS,” katanya.

Ia mengemukakan, khusus kinerja investasi kelautan dan perikanan nasional tahun 2020, Jatim menempati peringkat pertama dengan realisasi investasi mencapai Rp1,53 triliun. Adapun investasi komoditas udang di Jatim mencapai Rp140,1 miliar dan di Kabupaten Pasuruan realisasi investasi mencapai Rp188,79 miliar.

Terkait dengan udang, sebelumnya KKP melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara telah mengembangkan model budi daya udang berbasis klaster percontohan di Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah (Kalteng), guna membangkitkan ekonomi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP Gemi Triastutik mengapresiasi keberhasilan percontohan klaster di Sukamara yang telah panen dengan rata-rata tingkat produktivitas mencapai sekitar 10 ton per hektare.

Menurut dia, keberhasilan ini bisa menjadi model yang bisa dikembangkan di daerah lain. Terlebih, menurut dia, ada pekerjaan rumah besar dalam menggenjot nilai ekspor udang sebesar 250 persen pada 2024.

“Saya kira jika daerah potensial lainnya mampu menerapkan model seperti di Sukamara, target kenaikan ekspor akan dengan mudah tercapai,” katanya.

Saat ini India sebagai pesaing utama, tengah dilanda gelombang kedua Covid-19 yang sangat parah dan data menunjukkan ada tren penurunan ekspor udang India terutama ke Amerika Serikat dalam periode Januari-Maret 2021. (ud/ed).

LEAVE A REPLY