INDONESIADAILY.ID – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Tarakan, Kalimantan Utara mengajak masyarakat Kota Tarakan untuk mencintai dan mengenakan batik lokal dalam berbagai kesempatan.
Dalam acara peragaan busana batik Tarakan 2021 dengan tema “Tarakan Cultural Identity”, Rujiah mengatakan, bahwa perajin batik Tarakan mati suri, karena tidak ada pembelinya, walaupun produksinya banyak.
“Saya mohon bantuan bapak dan ibu, mari kita menggunakan batik Kota Tarakan, sehingga perajin batik Tarakan tidak mati suri,” kata Rujiah dalam keterangannya di Jakarta, Minggu (20/6/21).
“Sekarang inilah waktunya membuka mata bapak ibu semua, agar tahu batik Tarakan itu seperti apa dan kualitasnya juga tidak memalukan,” tambahnya.
Sementara itu, pada acara Fimela Manificient 11 batik Tarakan kembali diangkat ke pentas nasional. “Pada acara Fimela kami mendapatkan 5.000 penonton, Alhamdulillah dengan 5.000 penonton kami kebagian produksi yang lebih banyak,” katanya.
Bekerjasama dengan Kementerian Koperasi dan UMKM serta sebuah media nasional, Fimela, Batik Tarakan tampil mempesona berkat kreasi perancang ternama Indonesia Dana Maulana dari Danjyo Hyoji Fashion Designer, pada Jumat (28/5) di Hermitage Hotel Jakarta.
Selain itu, Dekranasda menyampaikan idenya untuk Pemkot Tarakan terkait pemakaian ikat kepala singal batik Tarakan untuk pegawai di lingkungannya pada hari Kamis.
“Singal ini juga diproduksi oleh Dekranasda untuk peningkatan ekonomi kreatif, kami memasarkan singal untuk PNS yang digunakan PNS,” katanya.
Diharapkan pegawai BUMN dan BUMD dapat mengikuti pemakaian singal batik Tarakan seperti di lingkungan Pemkot Tarakan. (ud/ed).