INDONESIADAILY.ID – Ketua Umum Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI), Guntur Subagja Mahardika mengajak generasi muda untuk gemar bertani guna menopang produksi pangan nasional.
Hal itu disampaikan oleh Guntur dalam acara Halal Bihalal Dewan Pengurus Wilayah INTANI Banten yang dikemas dengan Webinar dengan tema ” Membina Petani dan Nelayan untuk Ketahanan Pangan dan Bernilai Ekspor Halal di Serang, Selasa (08/6/21).
Menurut Asisten Staf Khusus Wakil Presiden itu, pertumbuhan pangan masih memiliki potensi besar. Hal itu dilihat dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan PDB pertanian tumbuh
2,59 persen di triwulan ke IV tahun 2020.
“Tahun ke belakang yang tumbuh 1,75 persen di tengah kontraksi
ekonomi 2020 yang mencapai -2,07 persen.
Kemudian, Nilai Tukar Petani (NTP) per bulan Januari 2021 tercatat
mencapai 103,26 atau naik 0,01 persen dibandingkan bulan
sebelumnya,” kata Guntur.
Bahkan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Januari 2021 juga
naik 0,01 persen menjadi 104,1.
Jumlah tenaga kerja di bidang pertanian juga naik 2,32 persen dibanding tahun sebelumnya, dimana sektor pertanian menyerap
tenaga kerja sebanyak 38,2 juta jiwa.
Ia juga memaparkan bahwa
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memprediksi, 42 tahun
mendatang Indonesia tak lagi mempunyai petani bila tren tersebut terus berlanjut.
“Direktur Pembangunan Daerah Kementerian PPN/Bappenas Mia Amalia mengatakan bawah mungkin pada 2063 tidak ada lagi yang berprofesi sebagai petani seperti yang kita
kenal,” jelas pengurus MUI pusat itu.
Disisi lain ia menuturkan bahwa jumlah rumah tangga yang melakukan usaha pertanian cenderung fluktuatif. Ia menilai faktor merosotnya jumlah petani karena generasi muda masih menganggap pertanian kurang menguntungkan.
“Sementara kelompok usia 45-54 tahun hanya naik 7%. Namun kelompok usia produktif di bawah 45 tahun justru mengalami penurunan,” tandas Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Guntur Subagja Mahardika. (ud/ed).