Asisten Staf Khusus Wakil Presiden, Guntur Subagja Mahardika saat memberikan materi kuliah tamu di IBS.

INDONESIADAILY.ID – Indonesia Banking School menggelar kuliah tamu dengan tema “Build an Islamic Brand, Branding an Image and Personal Branding”. Agenda itu diselenggarakan oleh program studi Manajemen Keuangan dan Perbankan Syariah.

Guntur Subagja Mahardika selaku pembicara dalam kuliah tamu tersebut menyampaikan beberapa tren bisnis yang sedang berkembang saat ini. Utamanya dari sektor industri halal.

“Tren bisnis dari sektor kali ini meliputi industri halal, fashion, media, rekreasi dan wisata religi. Kita di Indonesia memiliki itu semua, cuma kurang mengoptimalkan ” kata Asisten Staf Khusus Wakil Presiden, Sabtu (01/5/21).

Menurut Guntur, saat ini Indonesia masih menjadi negara kedua setalah Arab Saudi dengan importir terbesar produk halal dari Brazil, Amerika, India, dan Argentina. Ia pun meminta kepada peserta untuk giat dalam memproduksi produk Halal.

“Ini kita miris, negara mayoritas muslim seperti Arab, khususnya negara kita, tapi malah impor dari luar negeri dengan minoritas muslim di negara tersebut,” ujar Ketua Center Strategic Policy Studies (CSPS) UI itu.

Kendati demikian, Guntur menjelaskan bahwa dari negara mayoritas muslim di dunia, Indonesia masih mempunyai peluang besar untuk menguasai sektor industri halal.

Hal itu berdasarkan Global Islamic Economy Report disebutkan, dimana Indonesia merupakan negara keempat besar dengan indeks skor 49 setelah Arab Saudi. Oleh karena itu, ia berpesan kepada mahasiswa untuk turut terlibat dalam mewujudkan Indonesia sebagai produsen produk halal di dunia.

Maka dari itu, ia menjelaskan beberapa hal penting yang perlu dikuasai oleh mahasiswa dalam mengenalkan sebuah tren produk. Salah satunya yakni tangible dan intangible.

“Jadi produk atau brand yang kita kenalkan harus melalui dua aspek ini yakni tangible meliputi Produk, packaging, dan identitas visual, serta Intangible, kualitas produk dan jasa,” jelas Ketua Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) itu.

“Brand yang efektif akan menggambarkan identitas perusahaan, produk dan kredibilitas. Bukan sekedar logo visual, tanpa nilai-nilai yang tercantum di dalamnya,” pungkas asisten Staf Khusus Wakil Presiden Guntur Subagja Mahardika. (ud/ed).

LEAVE A REPLY