Ketua Umum DPP Pemuda Tani HKTI, Rina Sa’adah saat memberikan sambutan (foto: Dok/HKTI).

INDONESIADAILY.ID – Dewan Pengurus Pusat Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (DPP Pemuda Tani HKTI) mendorong Pemerintah untuk melakukan inovasi demi mewujudkan kedaulatan pangan yang berkelanjutan.

Ketua Umum DPP Pemuda Tani HKTI, Rina Sa’adah mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, sektor komoditas pangan nasional tetap tumbuh positif dan stok pangan tetap terjaga.

“Ini harus menjadi momentum yang harus tetap dipertahankan dan terus meningkatkan produksi Pangan Nasional dimasa-masa mendatang,” kata Rina Sa’adah dalam pembukaan Gathering Pemuda Tani HKTI di Jakarta, Sabtu (24 April 2021).

Menurut Rina, yang menjadi pijakan untuk menyambut Indonesia Emas 2045 dalam konteks pertanian nasional adalah bagaimana Indonesia bisa lepas dari negara importir pangan menjadi eksportir pangan sehingga menyejahterakan para petani.

“Pemuda Tani HKTI terus mendorong agar korporasi usaha tani bisa dimasifkan dan peran-peran pemuda tani seperti pendampingan harus terus dilakukan agar konsep, program inovatif dari organisasi ini dan atau pemerintah bisa sampai kepetani dengan tepat,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan pentingnya sebuah inovasi dan tidak mengabaikan aspek alih fungsi lahan pertanian menjadi industri atau perumahan, luas lahan petani yang kecil (rata-rata 0,5 ha).

Ia juga menjelaskan bahwa usia petani rata-rata 45-55 tahun dengan tingkat penggunaan dan adaptif teknologi yang masih rendah. Maka dari itu ia menekankan pentingnya regenerasi untuk mengatasi hal tersebut.

“Tidak ada cara selain dengan inovasi. Inovasi teknologi, inovasi sosial, bahkan inovasi politik sehingga pertanian kita benar-benar bisa lepas landas masuk pada industrialisasi pertanian. Artinya skala ekonominya sangat bagus,” jelasnya.

Ia menilai hanya organisasi dan atau individu adaptif pada perubahan yang masih survive seperti penggunaan IoT, artificial intelegency, robotic yang telah merambah sektor pertanian. Sehingga Indonesia harus masuk dalam area ini dan mempersiapkan dari sekarang.

“Dengan inovasi, strategi pencapaian kedaulatan pangan Indonesia bukan hanya fokus pada ketersediaan, distribusi dan ketahanan pangan saja, namun bagaimana efisiensi dalam produksi, distribusi dan pemanfaatan sumber lokal yang memberi nilai tambah dan daya saing bisa terlaksana,” tuturnya.

Ia pun menekankan bahwa kunci untuk pembangunan pangan nasional adalah dengan melakukan reposisi dari usaha skala kecil sampai skala industri (korporasi pangan). Inovasi tersebut seperti menjaga ketersediaan air sepanjang musim tanam atau penggunaan pupuk yang sesuai dosis dan kebutuhan tanaman.

“Perubahan mindset bahwa bertani itu bukan tidak menguntungkan dan identik dengan lumpur dan terakhir adalah edit value artinya kegiatan produksi pangan tidak hanya di jual dalam bahan mentah atau setengah jadi namun ada proses pengolahan pasca penen sehingga bisa memberikan dampak ekonomi,” tandas Ketua Umum DPP Pemuda Tani HKTI Rina Sa’adah. (ud/ed).

LEAVE A REPLY